Headline

  • Kongres IMABA 2
  • Rapat IMABA di Arek Lancor
  • Cangkruk, Bro....!
  • Ngumpul lagi, Man....!

Followers

ANTARA HITAM & PUTIH


Oleh ; CoeL @rifin

Tanah basah penuh dengan debu jalanan, pikiran nglantur penuh dengan ketidak pastian, fisik lung_lay dengan segala bentuk aktivitas ketidak jelasan, melangkah laksana terbang tanpa sayap, menyapa penuh harap dengan tersenyum berakhir dengan sangat memilukan.

Butuh waktu 1 tahun 6 bulan untuk kembali bersua, diiringi suasana yang hampir sama dengan sebelumnya. Basah kuyup sebab air pemberian sang khalik, kedinginan sebab derasnya siraman mengalir dan bahkan keringatpun tidak kuasa untuk keluar. Pikiran jenuh tanpak hilang ketika bersua dengan perempuan berkerudung putih dengan pakaian serba hitam yang tersenyum manis ketika disapa depan lokasi warga muslim melaksanakan ibadah untuk menyembah kepada sang pemilik jagat.

Sedikit basa basi langsung meluncur dengan keadaan hingar bingar dan penuh dengan seribu tanda tanya, tempat bersejarah dan karomah merupakan tujuan yang tepat untuk sedikit menenangkan suasana yang semakin hening dengan niat untuk memuluskan langkah yang diharapkan. Siang itupun awan kembali berubah menjadi hitam pekat dan tidak mengurangi niat untuk sampai ketujuan semula. Samapai akhirnya selesai juga.

Hujan belum juga reda, pikiran sudah terasa kebingungan antara persoalan dan jawabannya. Sambil ngobrol dengan sedikit canda suasana mulai mencair dan sudah mulai tanpak bahwa harapan akan segera terwujud. Tujuan selanjunya adalah mengisi kekosongan yang diderita karena ditinggal ayah bunda yang tidak berada dirumah.
Ketika suasana mulai bersahabat, giliran berguman dari tempat berteduh, tanpa diduga ditengah perjalanan kembali air dari awan tidak bisa tertahan untuk mengguyur. Tempat berteduh selanjutnya adalah tempat keramaian yang biasanya disinggahi orang berbeda tujuan, antara bersenang-senang dan berziarah, waktu itu balutan kerudung putih basah kuyup dengan noda hitam dari helm yang dipakai dalam keadaan basah. Tubuhnya menggigil sebab kedinginan.

Dengan terpaksa perjalanan berlanjut kesalah satu swalawan untuk berganti kerudung dengan keadaan pakaian yang serba basah dan berjalan dengan begitu PeDe. Setelah selesai berganti dari kerudung putih ke kerudung warna gelap antara hitam dan coklat. Diapun terasa lebih ceria yang tidak aku ketahui sebabnya, apakah karena sudah tidak kedinginan atau memang wajah dan pembawaanya yang begitu manis dengan warna merah dipipi sebelah kirinya yang membuaatnya tanpak lebih manis.

Selesai dari sana langsung beranjak pulang ke Gubuk, tapi aku mulai kebingungan diantara dua pilihan, mengantarnya pulang sebab dia trauma terhadap salah satu mushibah yang pernah ditimpanya atau meninggalkan komitmen terhadap orang banyak yang sudah menjadi kesepakatan? Ternyata pilihan lebih berpihak pada kepentingan golongan ketimbang kepentingan pribadi walau akibatnya akan menjadikan kebingungan yang sangat berpengaruh.

Dan ternyata benar, Harapan haruslah selalu besar walau hasil yang diinginkan tidaklah sesuai dengan harapan yang diinginkan. Biarkan hati ini berharap sampai bertemu dengan segala bentuk pengharapannya ; entah itu menyenangkan atau malah pilu yang didapatkan. Berkatalah seorang perempuan 24 tahun; “aku sebenarnya menyayangimu, akan tetapi jika sampeyan berkorban dengan keterpaksaan”. Dan hanya kata maaf yang muncul dari bibir manis penuh sensasi karena tidak sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Tapi walau bagaimanapun “perempuan itu merupakan bagian dari harapan yang dibutuhkannya”

Bila semuanya sama ; tidak bakalan ada yang seru. Sebab itulah “Tuhan” menciptakan kehidupan dengan berpasang-pasangan.

0 komentar:

Posting Komentar